Minggu, 04 November 2012

AKHIR SEGALANYA


Masa" yg dlu pernh indah kini musnah

canda tawa n ceria kini berubah jd air mata n kesedihan

Kebersamaan yg dlu qt rasakan

Kini berakhir dg perpisahan

Kita tak kn pernah tau apa takdir kita

Prnh bermmpi suatu saat pasti akan indah

Tapi takdir berkata lain mnjadi mmpi yg sngat" buruk

Ya Tuhan jka ini mmpi bangun kan aku dri tidurku

Jika ini bkan mmpi kuatkn aku,,bntu aku tnpa dy lgi

Jujur aku sakit n sedih tpi buat apa,,

Blm tntu dy ngrasain ap yg aku rasa

Mgkin dy akan lbh bahagia tnpa aku

Mskipun bwatku itu sngat slit

Aku mnulis ini bkan karna cri sensasi n minta blas kasihan dri mu

Tapi ini ungkapan htiku dri pda aku pndam

n ngga ad yg mau mngerti aku

Jd aku tulis smua ini dsini

ckup bwatku tenang ,,,,,

dan kini aku akan jalani hari"ku TanpaMu lagi

Minggu, 14 Oktober 2012

AKU DAN KENANGANKU

hari terus berjalan... sejalan dengan kepergianmu dari sisiku..5 April hanya tinggal knangan dan smua canda, tawa, tangis'an yg mengiringi perjalanan cinta kita kini harus Q lupakan ...

malm ini, kupandangi smua fotomu, kubaca smua inbox kita, dan mungkin neh malam terkhir ku melihat dan membacanya... Q harus sadar dan mengikhlaskan diri bahwa kau telah pergi..
dan Q harus belajar untuk melupakanmu.... 
janji untuk bersama tinggallah janji.. kita hanya bisa merencankan dan tuhan yg menentukan....

makasih karna dulu telah menghiasi hari2ku dangan tawa dan candamu,,,telah mencoba bersabar dgn sgala ke'Egoisan yg ada dalam diriku, yg salalu berdiri disampingku dan mensupport diriku, serta menjadi sandaran d saat Q banyak masalah...

smuanya tak'kan mudah Q melupakannya...tp Q harus melupakannya,,,
karna itu pilihanmu....
Q sadar bukan lelaki yg smpurna untukmu.. setidaknya Q telah berusaha untuk membahagiakanmu... dan Q bahagia karna kau telah menemukan lelaki yg lebih dapat membuatmu bahagia dibandingkan Q.... smoga kalian tetap bersama dalam satu ikatan cinta yg utuh,,,

bantu Q membencimu, karna Q terlalu mencintaimu, dirimu begitu berarti untukku, meskipun kau tercipta bukanlah untukku...
TP Q bahagia karna sempat Memilikimu....

LUKA

Mengapa harus menyisakan luka disetiap perjalanan dan persinggahanmu??Bukankah ini melelahkan dan menyakitkan seringnya., , ,Sekuat apapun dirimu' mencoba bertahan dan berdiri kokoh disana.Air mata itu akan tetap meleleh seiring berjalannya waktu yang singkat ini.Kamu mungkin jauh lebih beruntung dari mereka yang di tinggalkan sisa sisa luka itu.Memang sisa luka itu hanya seperti jejak jejak pasir yang akan hilang____Luka tetap saja luka dan akan terasa menyakitkan dan meninggalkan sisa.


yaahhh...sisa sisa luka yang terasa menyakitkan ketika harus mengingatnya atau menceritakan ulang kisah itu.. . .

Bagaimana cara menghapus atau membuang jauh sisa luka itu.Berharap angin besar menghempas jejak jejak pasir itu_


Namun tak jarang sisa luka mampu menguatkan dan bahkan mencekram keras luka itu sendiri untuk menjadikannya kekuatan besar.

Aku berusaha seperti mereka yang di buat kuat oleh sisa luka.Berusaha menciptakan surga buatan diantara neraka yang menganga disini karena sisa lula.Menghadirkan senyuman di tengah riuhnya cacian Memberikan sandaran di tepian keterpurukan. . . .

Tak jarang sisa luka membuatmu jadi seseorang yang melahirkan gurauan di saat tak lagi ada kebahagiaan.


Sepenuhnya aku terbiasa dan tumbuh dari sisa luka.

NOVEL & PSIKOLOGI

Lelaki tua itu sudah genap delapan puluh empat hari tak memperoleh ikan. Kita tahu itu merupakan pembukaan kisah Lelaki Tua dan Laut Ernest Hemingway. Kita juga tahu lelaki tua itu kemudian membuktikan dirinya masih nelayan yang boleh diperhitungkan. Setelah berhari-hari melaut, ia akhirnya berhasil mengalahkan seekor ikan marlin besar.
Novel itu sering dirujuk sebagai novel eksistensialis paling berhasil. Pembuktian bahwa manusia mampu mengalahkan alam. Saya tak akan memperdebatkan hal itu. “Mereka mengalahkanku, Manolin,” kata lelaki tua itu. “Mereka benar-benar mengalahkanku.” Akhir dari kisah itu sesungguhnya tak hanya bahwa si lelaki mengalahkan marlin besar.
Marlin itu sepanjang jalan pulang digerogoti ikan-ikan hiu. Akhir cerita sesungguhnya adalah: nampak sebujur tulang punggung yang putih panjang dan besar yang berujung ekor yang lebar yang terangkat dan bergoyang oleh air pasang …

Dengan kata lain, ia tetap membawa kerangka ikan itu ke pantai. Ia ingin memamerkan kepada orang-orang apa yang telah dibuktikannya. Dengan kata lain, ini sesungguhnya kisah tentang psikologi manusia. Sebuah novel psikologi. Saya selalu berpikir bahwa setiap novel, yang berarti kisah tentang manusia, selalu merupakan kisah mengenai psikologi manusia.
Novel-novel yang berhasil adalah novel yang selalu gigih menemukan cara menggambarkannya. Novel yang buruk tak menggambarkan apa pun, bahkan meskipun psikologi menjadi subyeknya. Tapi bagaimana sesuatu yang bersemayam jauh di dalam diri manusia, sesuatu yang barangkali abstrak, bisa diungkapkan?
Dalam filsafat, psikoanalisa merupakan aliran psikologi yang dengan cara analisa bawah sadar mencoba mengeluarkan yang di dalam itu menjadi sesuatu yang terdefinisikan dan terjelaskan. Di dalam sastra, kehendak mengeluarkan yang di dalam melahirkan begitu banyak aliran pengungkapan, yang pada akhirnya juga cara pandang terhadap hidup ini sendiri.

Pada masa-masa tertentu, monolog interior pernah menjadi suatu trend dalam mengungkapkan bagian dalam manusia. Pikiran, hasrat, lanturan. Kita tahu bahwa kegilaan, atau penyimpangan dari sudut pandang psikologi kebanyakan, juga buah dari pikiran, hasrat dan lanturan ini, yang bentuk dasarnya selalu bersifat nomena.
Ini kategori Kant untuk menyebut hal yang adanya di dalam segala sesuatu, tak terindera. Apa yang kita ketahui mengenai psikologi seseorang, saya pikir selalu bersifat fenomena. Sesuatu yang kita tahu dari penampakannya. Misalnya, kita tahu seseorang dianggap gila karena berkeliaran di jalanan dengan pakaian lusuh, nyaris telanjang, bicara dan tertawa sendiri.
Para penulis cenderung tak merasa puas dengan gambaran umum semacam itu. Selalu ada keinginan untuk masuk ke dalam dan mengeluarkan apa yang ada di dalam untuk pembaca. Demikianlah monolog interior berarti membiarkan orang gila bicara tentang kegilaannya.
Tentu saja kasus psikologi tak melulu kegilaan. Orang waras pun, jika di dunia ini ada orang yang betul-betul waras, tentu memiliki masalah psikologinya sendiri, dan jika ia mengungkapkan itu dengan bahasanya sendiri, kita menamakannya monolog interior.
Dalam hal ini, Milan Kundera, dalam Seni Novel percaya psikologi dalam novel lahir lebih belakangan. Ia menunjukkan bahwa dalam novel-novel awal Eropa, psikologi tidak muncul. Yang ada adalah aksi dan petualangan. Kemudian muncul penulis seperti Richardson yang mencoba menulis novel mengenai kehidupan “dalam” manusia.
Penerus-penerusnya yang paling berhasil bisa disebut: Goethe, Proust sampai Joyce.
Aku orang sakit … aku seorang yang terkutuk. Lelaki yang tak menarik. Hatiku sakit. Sebenarnya, aku tak tahu apa-apa mengenai sakitku, dan tak yakin apa yang menyebabkan sakit.
Itu merupakan bagian pembuka yang cukup populer dari Catatan dari Bawah Tanah Fyodor Dostoyevsky. Si tokoh yang “sakit” mengungkapkan bagian dalam dirinya sendiri. Itu merupakan monolog interior. Meskipun selalu ada kesan ia bicara kepada seseorang yang lain, katakanlah pembaca, sesungguhnya ia sedang bicara kepada dirinya sendiri.
Bagian akhir dari Ulysses James Joyce merupakan monolog interior yang menggambarkan dunia “dalam” pikiran Bloom, si tokoh, untuk menyebut contoh lain. Monolog interior menjadi sangat populer, terutama dalam novel-novel psikologis, dimana plotnya memang mengikuti apa yang biasa kita sebut sebagai arus-kesadaran.
Cerita tidak digambarkan melalui aksi dan petualangan secara fisik, tetapi justru apa yang bermain di “dalam”. Tapi pertanyaan pokoknya adalah, apakah dengan membiarkan si sakit bicara mengenai sakitnya sendiri, penulis sungguh-sungguh berhasil mengeluarkan apa yang ada di “dalam”?

Benarkah nomena berhasil dikuak? Benarkah bagian dalam itu bisa ditangkap? “Tidak pernah,” kata Milan Kundera.
***
Ketidakpercayaan bahwa sesuatu yang ada di “dalam” bisa dikeluarkan, membuat kita menoleh kembali kepada fenomena. Apa yang kita ketahui mengenai psikologi, bagian dalam manusia, pada dasarnya apa yang kita ketahui melalui fenomena yang bisa diindera. Demikianlah, banyak penulis kembali kepada aksi dan petualangan, justru untuk memperlihatkan psikologi manusia.
Bagian dalam yang abstrak, mesti digambarkan melalui apa yang tampak. Dalam hal ini, penulispenulis tersebut percaya bahwa tindakan-tindakan manusia yang tampak, sesungguhnya didorong oleh bagian manusia yang tak tampak.
Hemingway, saya pikir, merupakan sosok paling ekstrem dalam pendekatan ini. Seperti contoh di awal tulisan ini, juga di sebagian besar novel-novelnya, dan terutama paling nyata di cerita-cerita pendeknya, Hemingway hanya percaya kepada apa yang sungguh-sungguh bisa tertangkap indera.
Membaca karya-karya Hemingway, bagi saya serupa melihat film. Kita tahu, di layar, apa pun yang ada di dalam manusia, harus bisa dimunculkan menjadi sesuatu yang tampak. Kesedihan dan kebahagiaan, harus tergambarkan melalui mimik muka maupun gerak tubuh. Begitulah kurang-lebih Hemingway.
Tapi meskipun apa yang digambarkannya melulu “tindakan-tindakan”, sekali lagi, bagi saya ia sesungguhnya berkisah tentang bagian dalam itu. Dengan cara yang berbeda, tapi saya pikir lebih sadar, adalah William Faulkner. Dalam novelnovel Faulkner, kita bertemu kisah yang mencoba masuk dan keluar diri manusia, melalui narasi pencerita.
Faulkner tak membatasi diri dengan tindakan- tindakan, tapi juga membiarkan naratornya melantur. Sejenis monolog interior, tapi tidak diucapkan tokohnya, melainkan diucapkan oleh naratornya. Di dalam novelnya yang paling inovatif, Saat Aku Telentang Mati, kita melihat para tokohnya bicara sendiri-sendiri. Bahkan si orang mati, Nyonya Bundren, juga bicara.
Tidak dalam monolog interior, saya pikir, tapi justru sebagai narator mengisahkan yang lainnya. Demikianlah, watak-watak dalam novel Faulkner dimunculkan. Tidak masuk ke dalam, tapi dengan mengisahkan apa yang terjadi.
Dalam Saat Aku Telentang Mati, kita menemukan sepanjang novel, watak-watak anak yang ditinggalkan, juga suami, dan bahkan para tetangga. Ini sepenuhnya novel psikologis. Watak yang muncul, dipicu oleh kematian Nyonya Bundren. Hal begini, dengan teknik yang berbeda sebab Faulkner tampak sebagai penulis yang keranjingan teknik, juga muncul dalam novel-novelnya yang lain.
Saya ingin mengambil satu contoh, Absalom, Absalom. Novel ini secara singkat berkisah mengenai Thomas Sutpen, seorang kulit putih, tuan tanah di Selatan, yang membiarkan anak perempuannya menikah dengan anak lelakinya.
Kegilaan itu terjadi hanya karena ia tak mau mengakui anak lelakinya, yang ternyata memiliki sedikit darah Negro (karena tidak mengakui sebagai anak, dengan sendirinya mereka “sah” menikah). Ini novel psikologis.
Tapi dalam Faulkner, kita tidak menemukan kisah mengenai yang “psikologis” itu, sebagaimana dalam Hemingway. Yang kita temukan adalah, apa yang terjadi disebabkan yang “psikologis” itu (membiarkan kedua anaknya melakukan perkawinan sedarah), dan apa yang menyebabkan yang “psikologis” tersebut (perang saudara, perbudakan).
Bagian dalam manusia dikeluarkan melalui kisah.

Ketika Gregor Samsa terbangun di suatu pagi dari mimpi buruk, ia menemukan dirinya berubah di tempat tidur menjadi seekor serangga besar.
Apa yang bisa kita dapat dari pembukaan, dan keseluruhan cerita, Metamorfosa Franz Kafka yang semacam itu? Bagi saya, itu sejenis mimpi. Mimpi yang maujud ke dalam teks. Ingat, mimpi seringkali menjadi alat yang paling penting, sekaligus paling dipertanyakan sesungguhnya, dalam psikoanalisa. Dalam psikoanalisa, mimpi dipercaya bisa menguak apa yang bersemayam di alam bawah sadar.
Ini cara lain untuk mengeluarkan yang di dalam”. Tentu tidak dengan menceritakan mimpi, tapi justru menjadikan novel sebagai mimpi itu sendiri. Demikianlah saya melihat, Metamorfosa merupakan kisah mengenai ketakutan, tentang kepenatan, tentang beban, tentang depresi, yang muncul dalam sejenis mimpi.
Realisme magis merupakan bentuk sastra kontemporer yang merayakan mimpi ini. Dalam Tumbangnya Seorang Diktator, Gabriel Garcia Marquez tak hanya menguak bawah sadar seorang penguasa, tapi juga sebuah bangsa. Dengan kata lain, psikologi massa. Novel itu tidak ditulis dalam bentuk monolog interor di mana sang diktator mengisahkan dirinya, tidak pula dengan menampilkan fenomena yang tampak, baik dalam bentuk aksi-aksi maupun narasi.
Novel ini, dalam bentuknya sendiri, menyiratkan mimpi yang melantur sendiri. Tapi dengan cara itulah kita mencoba melihat watak tokoh-tokoh yang muncul. Novel ini ditulis dengan kalimat-kalimat panjang yang melelahkan, seolaholah pembaca menghipnotis sang penulis, dan penulis melantur nyaris tanpa pola.
Saya pikir, cara pandang kita terhadap psikologi manusia, secara langsung berpengaruh terhadap cara pandang penulis terhadap novel. Novel, sebagai salah satu bentuk sastra dengan variasi bentuk yang luar biasa, terus berkembang mengikuti cara pandang manusia terhadap dirinya. Novel-novel yang baik selalu merupakan upaya tanpa lelah menembus bagian dalam manusia. Saya ingin menambahkan, novel yang baik juga menyadari sudut pandang cara dia menceritakan dirinya.

Kamis, 11 Oktober 2012

SIAPA AKU

Siapa aku?
lagi ku bertanya saat berkaca pada polahku di hari silam.
polahku pada cinta, yang pernah kuagungkan, ku ejek, kupuja, ku hina, kudamba, ku enyahkan, kutangisi, kucaci saat sendiri, saat dengannya, saat bercumbu, saat kupeluk.
polahku pada rasa, yang seharusnya kujaga dengan kekuatan hidup sepenuh hidup, yang sedianya kupagari dengan tembok berdawai pelangi.
bagaimana aku perlakukan cinta saat silam. saat berlama lama dengannya. saat dipeluknya, saat merengkuhnya, saat memagutnya.
berpuluh ribu menit perlakuanku tak lah sepadan dengan apa yang kau suguhkan. hidangan lezat pembukamu, hidangan utama andalanmu, hingga hidangan penutup yang penuh aroma manis. tak ada komentar dan kesan aku menikmati, apalagi sekedar berterimakasih.
ucap maaf yang basi selalu meluncur tanpa refleksi, tanpa perubahan.
siapa aku?
untuk apa kutanya lagi setiap aku bercermin pada tingkah yang senyatanya menyakitkan cinta?

MEGENANGMU

masih teringat senyum dan candamu,
masih teringat sifat manjamu,
masih teringat sikap tegas dirimu,
masih teringat keluwesan dirimu,
masih terngiang kata-kata manismu,
masih terngiang gelak canda tawamu dan,
masih terngiang kemarahanmu,
karena kebodohanku..
sekarang semua hanya angan,
sekarang semua hanya asa,
takkan ada lagi tawamu,
takkan ada lagi senyummu,
sakit……perih……….penat
takkan bisa waktu kuputar lagi,
tuk memperbaiki rasa ini,
tuk menarik ego dalam diri,
takkan ada lagi perasaan itu,
takkan ada lagi rasa cinta itu,
ini hanya ego,
dia bukan lagi untukku,
dia bukan tercipta untukku,
dan dia kan hidup bahagia bersamanya,
selamat tinggal masa lalu,
satu-satunya kenangan bersamamu,
kan ku simpan dalam hati ini,
dan foto wisudaku bersama dengan dirimu,
semoga kan menjadi pengobat perasaanku,
selamat jalan masa laluku,
raih hidupmu,
bahagialah dengan pilihanmu.....

Minggu, 07 Oktober 2012

HATI

Siapa yang mengetahui isi hati seseorang? siapa yang dapat menyelami seberapa dalamnya hati seseorang? Bila kita melihat seseorang tersenyum apakah dia benar-benar bahagia? bila seseorang menangis adakah itu bererti dia sedang bersedih? adakah kenyataannya seperti yang kita lihat?

HATI,.... tidak ada seorangpun yang mampu meneka dengan pasti,, Sedalam mananya hati kita sendiri, kadangkala kita tidak dapat memahami apa yang ada di dalam hati.

Apa yang dilihat di luar belum tentu itu mencerminkan apa yang ada di dalam hati. Bukan bererti perlu hipokrit tetapi kadang – kadang orang lain tidak perlu tahu apa yang sebenarnya kita rasakan saat itu. Apabila kita bahagia tidak perlu kita memperlihatkan kebahagian itu secara berlebihan kepada orang lain. Ketika kita bersedih tidak perlu juga mereka mengetahui seberapa sakit yang menimpa kita hingga membuat kita bersedih.

Begitu juga ketika hati kita merasa jengkel, jangan sampai orang lain kena getahnya. Cukuplah kita sendiri yang mengetahuinya dan Allahlah tempat kita menumpahkan segala rasa yang ada di hati, hanya Allah tempat kita mengadu, tempat kita berserah diri. “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.”

Waktu ini, disuatu tempat ada hati yang begitu bahagia, seolah – olah ia ingin tersenyum setiap saat. Ya, di sana ada hati yang berbunga-bunga kerana akan memiliki apa yang sangat dia harapkan selama ini, dia sedang menunggu hari besar dalam hidupnya. Saya dapat membayangkan bagaimana hati yang dipenuhi dengan kebahagiaan, kesenangan dan suka cita.

Tetapi sebaliknya, disini ada hati yang terluka kerananya, sedih kerana kebahagiaan yang dirasakan olehnya. Tahukah dia bahawa ada hati yang sakit disaat dia sedang merasakan kebahagiaan yang sempurna? Tahukah dia bahawa ada seseorang ingin menangis ketika dia tersenyum dan ketawa?

Dalamnya hati siapa yang tahu? senyum kita masih ada, tawa kita kadang masih terlihat dan gurauan itu juga masih kita berikan kepada setiap orang di dekat kita, tidak ada yang tahu bahawa disebalik apa yang mereka lihat dari mimik wajah & tingkah laku kita sebenarnya kita sedang terluka.

Kita ingin menangis saat itu, tetapi tidak ada yang tahu tentang itu. Hanya Allah dan kita sahaja yang mengetahui dalam hati, hanya Allah tempat kita mengembalikan semua rasa di dalam hati, hanya Allah pengubat sakit & lara hati ini. Hanya dengan mengingat Allahlah kita berusaha menenangkan hati ini ketika kebahagiaan seseorang merenggut kebahagian kita, ketika tidak ada seorangpun yang memahami perasaan dalam hati kita.

Subhanallah walhamdulillah walailahaillallah wallahuakbar walahaulawalaquwataillabil lah rangkaian kalimat ini yang membasahi bibir kita, menggetarkan hati yang sedang kita pupuk kembali, menemani butiran air yang menitis dari kelopak mata.

Sabtu, 06 Oktober 2012

Pria atau Wanita yang Paling Egoistik


Kerap kali kaum pria dituding sebagai makhluk yang egois oleh wanita. Dianggap tidak mau tahu, hanya ingin dituruti, dicap tidak bisa mendengar dan memahami kaum hawa. Sehingga Pria pun dicap sebagai makhluk egois.

Apalagi kalau seorang wanita sedang dalam keadaan marah, maka dengan mudah melabeli lelaki dengan “egois”, cuma mementingkan diri sendiri.

Tetapi lelaki pun tidak akan mau merelakan dirinya dicap makhluk egoistis, lelaki juga merasa bahwa sudah berusaha keras memahami wanita.

Di forum detik.com, ada sebuah pertanyaan siapa yang lebih egois antara pria dan wanita. Ini dia beberapa komentarnya :

1. sama egoisnya. Semua manusia diciptakan dengan potensi egoisme yang sama, tergantung bagaimana setiap kita menyikapi ego tersebut. jadi semua bisa jadi orang egois, laki-laki dan perempuan, sama saja…

2. Sama egoisnya, tapi beda jenisnya. Kalo pria tuh egois rasional, kalau wanita egois emosional.

3. semua orang ( pria & wanita )pada dasarnya egois karna mereka semua punya Ego , rata2 dari mereka lebih suka didengarkan daripada mendengarkan, apalagi dalam keadaan ” Tersudut. Egois Gak apa2 sich asal jangan sampai Narsis & Selfish aja…..tapi sebagai Pria otomatis gw pilih Wanita lebih Egois…( Egois banget khan gw..??!! He he.. Tq

Dari ketiga komentar ini, semuanya punya kesamaan, baik pria maupun wanita sama – sama punya ego.

Lantas dari mana cap lelaki sebagai makhluk egois? mungkin hanya mungkin, wanita adalah makhluk yang sisi emosionalnya lebih berperan. Sehingga ketika seorang wanita ada dalam satu hubungan, walaupun bukan hubungan asmara, dan mempunyai kesalahpahaman dengan lelaki, maka disinilah sisi emosional bermain, merasa tidak dipahami, atau dihargai, lalu wanita pun mengecap lelaki itu egois. Padahal sih wanita sebetulnya, tidak kalah egoisnya dengan lelaki.

Sama – sama ingin dihargai, dipahami, didengarkan, pria dan wanita adalah 2 makhluk egois. Hanya cara mengeluarkan ke-ego-annya dan kadarnya, itulah yang berbeda. Seperti salah satu komentar diatas, Pria lebih egois rasional, dan wanita lebih egois emosional. Walaupun secara makna, saya bilang bisa paham apa maksud komentar itu, tapi ya itulah perbedaannya antar pria dan wanita.

Tapi dibalik itu semua, pria dan wanita adalah pasangan yang tak bisa dipisahkan. Mau pria itu egois, wanita tetap butuh pria, pria pun butuh wanita.

BINTANG

Ku tatap langit malam...
tak lagi terlihat bintang...

kadang kau muncul, tapi kadang kau hilang dari pandangan ku...

purnama itu tak lagi bulat penuh...
bintang pun mulai tampak jenuh, bergeser dan redup dr penglihatanku...

bulan yg tak lagi jadi purnama,
ah, kadang aku sungguh membenci...
tapi aku lebih sering merindu dan mencarì2...

semua nya benar seperti fatamorgana...


ku tundukkan tatapanku dr langit malam...karna bulan itu tak lagi purnama,,
bintang yg perlahan hilang, membuat ku kehilangan jln pulang...


perlahan kurasa aku pun hilang...
seperti bintang yg tak kunjung terang...


terlelaplah, karna esok siang tak akan muncul bintang...

5 Ciri-ciri Pria Serius dengan Wanita


Tidak semua pria hanya ingin bermain-main dengan wanita. Jika, saatnya ia telah menemukan gadis yang tepat, maka ia tak segan untuk menjalani hubungan yang serius.

Berikut lima tanda jika si dia ingin menjalin hubungan yang serius:

1. Jika si dia telah memperkenalkan Anda ke teman-temannya apalagi ke keluarganya, bisa dikatakan ia ingin menjalani hubungan serius dengan Anda.

2. Jika ia membicarakan Anda dengan teman atau keluarganya dan berusaha memperkenalkan ke dalam lingkungan dekatnya, maka kabar baik sudah di tangan.

3. Si dia berani untuk membicarakan masa depan dengan Anda dan merencanakan hubungan yang lebih jauh dari saat ini.  

4. Dia memperhatikan apa yang Anda suka dan tidak. Selain itu, mencoba menghindari hal-hal yang bisa membuat Anda marah dan gelisah.  

5. Dia juga bersedia mendekati teman-teman serta keluarga Anda dan menjalin hubungan yang dekat dengan mereka.

Jumat, 28 September 2012

Ketika Tuhan menciptakan wanita, malaikat datang dan bertanya,



“Mengapa begitu lama menciptakan wanita, Tuhan?”
Tuhan menjawab,
“Sudahkah engkau melihat setiap detail yang saya ciptakan untuk wanita?” Lihatlah dua tangannya mampu menjaga banyak anak pada saat bersamaan, punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan, dan semua itu hanya dengan dua tangan“.

Malaikat menjawab dan takjub,
“Hanya dengan dua tangan? tidak mungkin!
Tuhan menjawab,
“Tidakkah kau tahu, dia juga mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bisa bekerja 18 jam sehari“.

Malaikat mendekat dan mengamati wanita tersebut dan bertanya,
“Tuhan, kenapa wanita terlihat begitu lelah dan rapuh seolah-olah terlalu banyak beban baginya?”
Tuhan menjawab,
“Itu tidak seperti yang kau bayangkan, itu adalah air mata.”
“Untuk apa?“, tanya malaikat.

Tuhan melanjutkan,
“Air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan, dan kebanggaan, serta wanita ini mempunyai kekuatan mempesona laki-laki, ini hanya beberapa kemampuan yang dimiliki wanita. Dia dapat mengatasi beban lebih dari laki-laki, dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri, dia mampu tersenyum saat hatinya menjerit, mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan. Dia berkorban demi orang yang dicintainya, dia mampu berdiri melawan ketidakadilan, dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang, dia girang dan bersorak saat kawannya tertawa bahagia, dia begitu bahagia mendengar suara kelahiran. Dia begitu bersedih mendengar berita kesakitan dan kematian, tapi dia mampu mengatasinya. Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.”

“Cintanya tanpa syarat. Hanya ada satu yang kurang dari wanita, Dia sering lupa betapa berharganya dia ..”

Rabu, 04 Januari 2012

Kebiasaan Wanita Yang Paling Dibenci Pria

Intip hal-hal dan kebiasaan yang membuat pria hilang rasa pada wanita.
Wanita dari Venus dan pria dari Mars seringkali menjadi simbol perbedaan kedua gender. Pria, seringkali memperlihatkan rasa tidak setuju dengan diam. Sebaliknya, wanita terkadang terlalu mengumbar cerita.

Bila terjadi berulang kali. pria bisa jadi kehilangan rasa atau ilfil pada wanita. Meskipun seringkali tak mengungkapkannya, ada beberapa hal yang tidak disukai pria dari seorang wanita. Berikut beberapa hal yang sangat dibenci pria dari wanita seperti dikutip dari Shine:
Make up terlalu tebal
Kebanyakan pria merasa make up yang kelewat tebal membuat wanita terlihat seperti boneka. Tidak peduli apakah seorang wanita cantik, make up yang terlalu tebal membuat kecantikannya seperti buatan.
Pria juga merasa wanita secara teratur memperbaiki riasan mereka sangat membosankan. Bagi pria, make up yang sesuai serta percaya diri membuat penampilan lebih seksi.
Topik pembicaraan yang terlalu banyak 
Saat berbicara wanita cenderung tidak fokus pada satu hal. Mereka bisa membicarakan satu hal lantas melompat ke topik pembicaraan lainnya. Bagi pria, pembicaraan yang demikian menunjukkan wanita tersebut termasuk seorang yang tak cerdas.
Terlalu banyak mengeluh
Sebagian wanita merasa orang paling malang sedunia. Dan, ia takkan berhenti untuk mengeluh. Jika direspon atau tidak direspon, mereka akan makin mengeluh.
Sehingga, banyak pria menganggap berhadapan dengan wanita seperti ini sangat menyulitkan.
Suka menyela hobi pasangan
Pria kerap memanjakan diri menonton siaran olahraga atau hobi mereka.Seorang wanita yang baik akan membiarkan pasangan melakukan hal yang ia sukai. Namun pria sangat jengkel bila pasangan wanita menyela dan meminta agar menghentikan aktivitas mereka. Kalaupun mereka mengiyakan, itu hanya mereka tak punya pilihan atau menghindari konflik.